Surat penegasan ke Direktorat Jenderal Pajak dapat ditulis mereka yang meminta kejelasan atas hal yang sebelumnya telah diajukan. Bagi yang ingin membuatnya, contoh surat penegasan Dirjen Pajak berikut dapat dijadikan referensi.
Dalam proses pengajuan penegasan membutuhkan surat dengan format atau draft yang telah diatur, karena ditujukan untuk institusi pemerintahan sehingga penulisan suratnya pun harus resmi, sopan, dan menggunakan bahasa baku.
Karena itu simak format penulisan contoh surat penegasan Dirjen Pajak di bawah ini, bagi pemohon yang ingin mengirimkan surat kepada kantor Dirjen Pajak sesuai domisili.
Contoh Surat Penegasan Dirjen Pajak yang Benar
SURAT PERMOHONAN PENEGASAN
(Tempat dan tanggal pembuatan surat)
No : (Diisi dengan nomor surat)
Perihal : (Diisi dengan perihal surat, contoh surat penegasan Dirjen Pajak ini terkait alamat e-faktur dengan alamat NPWP)
Yth,
Direktur Peraturan Perpajakan Direktorat Jenderal Pajak
Jalan Gatot Subroto Kav. 40-42
Jakarta
(Sampaikan permohonan penegasan, contoh surat penegasan Dirjen Pajak berikut membahas tentang penegasan terkait alamat e-faktur dengan alamat NPWP)
Berkaitan dengan berlakunya pembuatan faktur pajak dengan nomor … (nomor peraturan) tentang cara pembuatan pelaporan e-faktur atau faktur elektronik yang berlaku mulai tanggal (tanggal berlakunya peraturan tersebut)
Dengan ini kami sampaikan bahwa saat ini kami menggunakan e-faktur dengan alamat yang berbeda dengan alamat yang ada di NPWP. Data perusahaan kami yang tertera di e-faktur adalah sebagai berikut :
Nama : (Diisi dengan nama perusahaan yang bersangkutan)
Alamat : (Diisi dengan alamat perusahaan yang bersangkutan)
No NPWP : (Diisi dengan nomor NPWP perusahaan yang bersangkutan)
Sedangkan alamat yang tercantum pada NPWP adalah sebagai berikut :
Nama : (Diisi dengan nama perusahaan yang bersangkutan)
Alamat : (Diisi dengan alamat perusahaan yang tercantum pada NPWP)
No NPWP : (Diisi dengan nomor NPWP perusahaan yang bersangkutan)
Karena itu kami memohon penegasan kembali dari Direktorat Jenderal Pajak terkait e-faktur yang tidak sesuai dengan alamat NPWP. Adapun data-data e-faktur beserta data NPV, SKT, dan SPPKP tertera pada surat ini.
Demikian surat permohonan penegasan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
(Tempat dan tanggal pembuatan surat)
(Nama jelas dan tanda tangan penulis surat)
Tips Pembuatan Surat Penegasan Dirjen Pajak
Sebelum membahas tips pembuatan surat penegasan Dirjen Pajak, terlebih dahulu ketahui apa pengertian dan tujuan dari pembuatan surat ini. Sehingga nantinya poin penjelasan surat dapat tersampaikan dengan baik kepada yang bersangkutan.
Ketahui Pengertian Surat Penegasan Dirjen Pajak
Contoh surat penegasan Dirjen Pajak di atas merupakan sebuah surat berisi permohonan penegasan atas hal yang telah diajukan atau ditanyakan sebelumnya kepada petugas pajak secara langsung atau melalui Kring Pajak di 500200.
Surat penegasan dibuat sehubungan dengan peraturan yang dapat dijadikan dasar hukum, dan juga dapat dijadikan bukti tertulis jika pemohon pernah mengajukan surat penegasan kepada Dirjen Pajak.
Ketahui Pengertian Surat Permohonan
Surat penegasan di atas termasuk ke dalam salah satu jenis surat permohonan. Surat permohonan sendiri merupakan surat resmi yang ditujukan untuk organisasi, badan usaha, atau perorangan dengan tujuan meminta hal tertentu kepada instansi atau pihak lain.
Surat permohonan ini pun umumnya dibuat secara resmi, baku, dan digunakan dalam lingkup formal seperti instansi, perusahaan, lembaga pendidikan, dan lain-lain.
Ketahui Tujuan Surat Permohonan
Seperti namanya, surat permohonan ini bertujuan untuk mengajukan permintaan atas hal tertentu kepada instansi atau pihak terkait. Dalam hal ini penulis meminta permohonan penegasan atas hal yang telah diajukan sebelumnya.
Sementara secara umum, surat permohonan dapat dijadikan bukti tertulis terkait kebutuhan atau tujuan yang diajukan. Sehingga nantinya dapat memperoleh bantuan atau jawaban dari pihak penerima surat sesuai dengan harapan pembuat surat.
Ketahui Poin Penting Surat Penegasan Dirjen Pajak
Membuat surat penegasan seperti contoh surat penegasan Dirjen Pajak di atas tidak bisa asal-asalan, karena terdapat beberapa poin penting yang harus ada di dalam surat. Tujuannya agar nantinya surat dapat ditanggapi dan pengirim mendapat balasan sesuai dengan harapan.
Beberapa poin penting yang harus ada pada surat penegasan Dirjen Pajak diantaranya sebagai berikut :
- Memiliki dasar hukum. Pada contoh surat di atas dasar hukum tercantum pada alinea pertama bagian isi surat, yaitu “Berkaitan dengan berlakunya pembuatan faktur pajak dengan nomor … (nomor peraturan) tentang cara pembuatan pelaporan e-faktur atau faktur elektronik yang berlaku mulai tanggal (tanggal berlakunya peraturan tersebut)”.
- Menjelaskan permasalahan yang dihadapi pembuat surat. Pada contoh surat di atas penulis menjelaskan secara rinci jika alamat e-faktur berbeda dengan alamat NPWP, selain itu jelaskan secara detail letak perbedaan pada keduanya.
- Mengandung penegasan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Pada contoh surat di atas terlihat pada kalimat “Karena itu kami memohon penegasan kembali dari Direktorat Jenderal Pajak terkait e-faktur yang tidak sesuai dengan alamat NPWP. Adapun data-data e-faktur beserta data NPV, SKT, dan SPPKP tertera pada surat ini”.
Ketahui Format Surat Penegasan Dirjen Pajak
Setelah mengetahui poin penting contoh surat penegasan Dirjen Pajak di atas, selanjutnya pembuat surat harus mengetahui bagaimana format surat penegasan yang baik dan benar. Berikut penjelasannya :
Kepala Surat
Kepala surat atau kop surat menjadi salah satu bagian penting yang menunjukkan informasi terkait instansi pengirim surat. Selain itu kop surat juga dapat digunakan sebagai tanda jika surat tersebut merupakan surat resmi.
Namun apabila pengirim surat tidak berasal dari lembaga atau instansi resmi maka kop surat dapat diganti dengan judul surat yang diletakkan di tengah surat, dicetak tebal dan menggunakan huruf kapital.
Waktu Surat
Di bagian bawah kepala surat terdapat waktu dan tempat pembuatan surat tersebut. Umumnya bagian waktu surat ini diletakkan pada bagian kanan setelah kop surat, atau ditulis di bagian akhir di atas bagian tanda tangan.
Nomor, Perihal, dan Lampiran Surat
Selain itu pada contoh surat penegasan Dirjen Pajak di atas juga tertera nomor, perihal, serta lampiran dari surat untuk menandakan jika surat tersebut merupakan surat resmi.
Nomor surat umumnya menunjukkan urutan penulisan surat, perihal digunakan untuk menjelaskan garis besar dari isi surat tersebut. Sedangkan lampiran dapat dibuat jika terdapat berkas-berkas pendukung lainnya.
Isi Surat
Isi surat merupakan bagian inti berisi penjelasan mengapa surat tersebut dibuat, dan mengandung penjelasan rinci serta penegasan hal tertentu.
Penutup Surat
Setelah itu terdapat bagian penutup surat berisi kalimat penutup, tempat dan waktu pembuatan surat, serta tanda tangan dan juga nama terang dari pihak pembuat surat.
Demikian contoh surat penegasan Dirjen Pajak yang dapat dijadikan referensi. Selain memperhatikan format pembuatan surat, hal lain yang harus diperhatikan adalah poin-poin penting pada surat penegasan sehingga surat pengirim bisa mendapatkan balasan sesuai harapan.